Kamis, 04 Oktober 2012

Migrasi dan Kebudayaan


Migrasi merupakan perpindahan penduduk. Migrasi merupakan faktor dari pertambahan penduduk. Penyebab terjadinya migrasi ialah suatu keadaan yang kurang menguntungkan di suatu daerah sehingga menyebabkan penduduk memutuskan untuk pindah dari wilayah tersebut. Biasanya perpindahan penduduk lebih banyak terjadi dari desa ke kota atau biasa disebut urbanisasi. Hal itu terjadi biasanya dikarenakan lowongan pekerjaan yang lebih banyak terdapat di kota dan fasilitas dikota lebih lengkap dari pada di desa.
Saat ini banyak terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mempertaruhkan nasib dengan harapan dapat memperbaiki ekonomi keluarga. Namun karena semakin banyak seseorang yang melakukan migrasi dari desa ke kota, maka terjadilah peledakkan penduduk di kota dan menyebabkan menipisya kesempatan mendapatkan lowongan kerja. Dan terjadilah peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan.
Migrasi dari kota ke desa pun juga kerap kali terjadi. Hal itu terjadi biasanya karena adanya perpindahan tempat kerja dari kota ke desa.
Migrasi dari desa ke kota atau urbanisasi telah menjadi suatu kebudayaan di Indonesia. Sebagai contoh di kota Jakarta telah tercatat beribu-ribu orang mempertaruhkan nasibnya di kota Jakarta tersebut. Akibatnya kota Jakarta terjadi suatu peledakkan penduduk. Dan hal itu menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan, berkurangnya lahan kosong untuk tempat tinggal dan meningkatnya angka kemiskinan di Jakarta.
Kebudayaan lain yang menyangkut tentang migrasi adalah mudik saat hari raya. Pada hari raya, penduduk Jakarta berbondong-bondong melakukan kebudayaan mudik tersebut. Tiket pesawat, kapal, kereta atau bis laku terjual seminggu sebelum hari raya. Akhirnya pemudik memlih menggunakan kendaraan roda dua untuk tetap melakukan kebudayaan itu. Jalan menuju desa penuh dengan kendaraan dan terjadi kemacetan, sedangkan jalan di kota Jakarta lenggang tanpa adanya kemacetan yang menjadi sebuah cap bagi Jakarta.

Sumber :

Buku Seri Diklat Kuliah MKDU Ilmu Sosisal Dasar, Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk, Jakarta 1996, Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar